Latest Posts

Saturday, November 27, 2010

Duka Tsunami di Mentawai

Dunia berduka kembali setelah terjadinya goncangan tsunami yang terjadi di Mentawai, tsunami yang berkekuatan lebih dari 7 skala richter.

Korban akibat tsunami tersebut ternyata bukan hanya warga di sekitar tempat tersebut melainkan banyak warga asing juga, dan kabarnya ada sekitar sembilan orang peselancar yang ikut menjadi korban tsunami tersebut.

Mereka dinyatakan hilang setelah kapal yang ditumpanginya itu diterjang gelombang pasang tsunami, saat kejadian tersebut para peselancar tersebut sedang berada di Mentawai untuk berselancar.

Menurut kabar yang didapat dari korban yang selamat, dua kapal yang ditumpangi warga Australia birtu berbenturan setelah diterjang gelombang tsunami sampai, sampai kedua kapal tersebut terbakar sampai penumpangnya hilang, dan sampai sejauh ini belum ada kabar tentang korban tersebut.

Bencana Alam dan Korban Tsunami Pulau Mentawai. Bencana tsunami Mentawai menyiksakan duka amat mendalam bagi keluarga yang kehilangan kerabat dan anggotanya. Bukan hanya itu, diperlukan waktu dan biaya yang tidak sedikit untuk membangun kembali Pulau Mentawai ini dan memulihkan kondisi psikologis para korban. Hingga saat ini menurut berita yang dilansir korban Mentawai terus berjatuhan, tidak kurang dari 350 korban tewas, belum termasuk sekitar 400 orang raib dan 160 orang luka-luka akibat dari sapuan tsunami yang menghantam Mentawai.

Pejabat tinggi negara pun sudah mulai berdatangan, Presiden RI beserta Wapres Budiono telah meninjau lokasi bencana serta menemui para pengungsi dan korban bencana. Bantuan dari dalam dan  luar negeri pun mulai berdatangan. 123 orang personil Polda Sumatera Barat, berangkatkan lokasi bencana membawa bantuan, di sana mereka juga kan ikut membantu pencarian korban yang asih belum ditemukan.

Bencana gempa tsunami Mentawai, memang menyita perhatian semua, bukan hanya di dalam negeri tapi dari luar negeri. Terlebih, jumlah korban yang jatuh sangat banyak, bahkan akan terus bertambah, mengingat masih banyak yang sampai kini belum ditemukan. Kita semua berduka.


read more...

Sunday, November 7, 2010

Tugas Java (Information Hiding dan Encapsulation)

1. Buatlah sebuah superclass yang bernama Kendaraan, dimana kendaraan mempunyai : Roda, kemudi(stang), sadel, dan mempunyai action : jalankan, rem

A. Buatlah subclass Motor yang inherit superclass Kendaraan, dengan atribut jumlahroda=2, dan mempunyai method tambahan jumping.

B. Buatlah subclass Mobil yang inherit superclass Kendaraan, dengan attribute jumlahroda=4 dan mempunyai method tambahan mudur.

Jawab :

A) Kelas Motor, berikut listing programnya :


class Kendaraan {

private String Roda;
private String Kemudi;
private String Sadel;

public Kendaraan (String Roda, String Kemudi, String Sadel)
{
this.Roda = Roda;
this.Kemudi = Kemudi;
this.Sadel = Sadel;

}
public void info()
{
System.out.println("Kendaraan mempunyai : " + this.Roda);
System.out.println("Kendaraan mempunyai : " + this.Kemudi);
System.out.println("Kendaraan mempunyai : " + this.Sadel);

}
}

class Motor extends Kendaraan
{
private static int jmlRoda = 2;
public Motor (String Roda, String Kemudi, String Sadel, int jmlRoda)
{
super (Roda, Kemudi, Sadel);
jmlRoda++;
}
public void info()
{
System.out.println("Jumlah Roda : " + jmlRoda);
super.info();
}
}

class MotorTest
{

public static void main(String[] args)
{
Motor obj1 = new Motor("Roda","Kemudi","Sadel",2);
obj1.info();

System.out.println("Method tambahan Jumping");
}
}

Output :




B) Kelas Mobil, berikut listing programnya :

class Kendaraan {

private String Roda;
private String Kemudi;
private String Sadel;

public Kendaraan (String Roda, String Kemudi, String Sadel)
{
this.Roda = Roda;
this.Kemudi = Kemudi;
this.Sadel = Sadel;

}
public void info()
{
System.out.println("Kendaraan mempunyai : " + this.Roda);
System.out.println("Kendaraan mempunyai : " + this.Kemudi);
System.out.println("Kendaraan mempunyai : " + this.Sadel);

}
}

class Mobil extends Kendaraan
{
private static int jmlRoda = 4;
public Mobil (String Roda, String Kemudi, String Sadel, int jmlRoda)
{
super (Roda, Kemudi, Sadel);
jmlRoda++;
}
public void info()
{
System.out.println("Jumlah Roda : " + jmlRoda);
super.info();
}
}

class MobilTest
{

public static void main(String[] args)
{
Mobil obj1 = new Mobil("Roda","Kemudi","Sadel",4);
obj1.info();

System.out.println("Method tambahan mundur");
}
}

Output :



====================================================================

2. Buatlah class sederhana yang di dalamnya terkandung information hiding dan encapsulation!

Program menghitung volume balok, berikut listing programnya :

class Balok{
private double panjang; // attribute yg di hide
private double lebar; // attribute yg di hide
private double tinggi; // attribute yg di hide
public Balok() {
panjang = 0;
lebar = 0;
tinggi = 0;
}
private double volume(double p, double l, double t){ // di encap
return p*l*t;
}
public void setPanjang(double panjang) {
this.panjang = panjang;
}
public void setLebar(double lebar) {
this.lebar = lebar;
}
public void setTinggi(double tinggi) {
this.tinggi = tinggi;
}
public double getPanjang() {
return panjang;
}
public double getLebar() {
return lebar;
}
public double getTinggi() {
return tinggi;
}
public double getVolume() {
return volume(panjang, lebar, tinggi);
}
}
class MainBalok {
public static void main(String[] srgs) {
Balok b = new Balok();
b.setPanjang(10);
b.setLebar(20);
b.setTinggi(15);
System.out.println("Panjang : "+ b.getPanjang());
System.out.println("Lebar : "+ b.getLebar());
System.out.println("Tinggi : "+ b.getTinggi());
System.out.println("Volume : "+ b.getVolume());
}
}


Output :



====================================================================

V-Class Mata Kuliah Pemrograman Beorientasi Objek

Nama : Adityo Aryo Pambudi
Npm : 12108172
Kelas : 3KA16
read more...

Saturday, October 16, 2010

Unsur / Struktur Resensi (NonFormal)

1. Identitas Buku
• Judul : Indonesia on the Move
• Penyunting : Dino Patti Djalal
• Penerbit : Buana Ilmu Populer, 2007
• Tebal : 335 halaman

2. Judul Resensi
Ketegasan Sikap SBY:
Kita Bukan “A Nation In Waiting”

3. Jenis Buku
Buku ini termasuk Non Fiksi

4. Ringkasan Isi
Buku setebal 335 halaman itu diterbitkan PT Bhuana Ilmu Populer dan akan diluncurkan Jumat pagi, 28 Desember, sekaligus menandai pembukaan Toko Buku Gramedia di Jalan Matraman, Jakarta.
Yenny Wahid menulis artikelnya ketika masih menjabat sebagai “…a political communications staffer for President Susilo Bambang Yudhoyono and director of Wahid Institute”. Maka pertanyaan paling menarik tentu saja adalah apakah pendapatnya masih tetap berlaku? Sebab waktu terus berlalu dan kini dia sudah tidak lagi menjabat sebagai staf Presiden. Sesudah secara sukarela dia mengundurkan diri dari posisi itu karena Yenny ditunjuk menjadi Sekjen Partai Kebangkitan Bangsa, parpol yang didirikan KH Abdurrahman Wahid, ayah kandungnya.
“Kepresidenan merupakan jabatan politik tertinggi dan posisi yang menuntut tanggung jawab besar sekaligus bisa ikut membentuk sejarah. Ketika masyarakat mengikuti pilpres pertama yang dilaksanakan secara langsung tahun 2004, mereka sebenarnya sedang menulis lembaran baru dalam sistem politik kami. Sebuah titik penentuan yang tidak mungkin terulang kembali dalam perjalanan transisi menuju kehidupan demokratis”, tulis Presiden SBY dalam kata pengantar untuk buku ini.
Sementara itu, Dr Dino Patti Djalal selaku editor melukiskan, “Presiden selalu mengingatkan saya, memimpin pemerintahan beda dengan kampanye, sebab bukan kontes mencari popularitas. Meski demikian, dia menegaskan, mengelola pemerintahan dan menangani kampanye memiliki persamaan dalam meraih sekaligus berusaha menjaga kepercayaan rakyat. Oleh karena sekali kepercayaan tersebut menyurut, maka hari-hari terakhir kekuasaan tinggal bisa dihitung dengan jari”.
Dalam buku ini SBY menjelaskan, setiap kali melakukan tatap muka dengan segala lapisan masyarakat, mereka selalu menyerukan kata-kata, jangan mundur, teruskan, kita pasti mampu, bersama kita bisa. Kepercayaan mereka kepada prinsip demokrasi dan reformasi, berikut harapan untuk bisa meraih kehidupan lebih baik, sesuai janji kampanye saya, yakni tekad membangun demokrasi, tegaknya hukum, kemakmuran, menjaga keamanan, memberantas korupsi, menyelesaikan konflik dan membangun sosok terhormat dalam dunia internasional.
Karena alasan-alsan tersebut SBY menegaskan, dalam setiap kesempatan, baik di dalam negeri maupun di forum antarbangsa, “…saya bertekad mengartikulasikan keinginan bahwa Indonesia merupakan bagian dari masyarakat dunia, berdasar persamaan hak, harmoni dan membina kerja sama”.
Buku menarik ini terbagi dalam enam bagian. Diawali dengan pembicaraan sekitar persoalan pembangunan bangsa, yaitu demokrasi dan reformasi, kemudian refleksi tentang Islam, penanganan konflik, pembangunan ekonomi dan MDGs (Tujuan Pembangunan Abad Milenium), peristiwa internasional serta bagian yang disebut sebagai pidato pribadi. Semua itu kemudian ditambah sejumlah artikel dan hasil wawancara, melengkapi kutipan komentar singkat dari berbagai tokoh sekitar sosok SBY yang tersebar di sana-sini.
Dari keenam bagian tersebut, porsi terbanyak, tujuh buah, terdapat pada peristiwa internasional. Adapun porsi paling kecil, hanya satu, mengenai pembangunan ekonomi dan MDGs dikutip dari pidato SBY di Columbia University, New York, AS, tanggal 13 September 2005, Perspective on the MDGs and the way forward to 2015.

5. Penilaian
Kelebihan
Buku ini sangat penting dibaca untuk para pengamat serius masalah politik dan ekonomi Asia, kata Steve Forbes, CEO Forbes Inc.

6. Nilai Karya
Maka saya lantas bertanya, mengapa buku ini justru (hanya) diterbitkan dalam bahasa Inggris? Apakah SBY hanya ingin berdialog dengan orang luar dan melalaikan masyarakat pendukung dan yang tentunya ingin dia ajak mewujudkan, apa yang impossible menjadi possible?


Tugas Ke-2
Nama : Adityo Aryo. P
Npm : 12108172
Kelas : 3KA16
Mata Kuliah : Bahasa Indonesia 1
read more...

Tuesday, October 12, 2010

Pidato "Polusi Udara" (Formal)

Assalamualaikum Wr. Wb

Saya sangat menghargai kesempatan ini untuk berpidato pada kesempatan yang menyenangkan ini, dan saya sangat berterima kasih untuk kepercayaan dan penghormatannya. Topik saya hari ini adalah “Polusi Udara”.

Banyak orang tidak menyadari udara adalah bagian dari lingkungan kita dan ekosistem kita, kenyataannya, udara sangat penting. Keberadaan di bumi ini tidak berlaku tanpa oksigen di udara. Tidak hanya oksigen tetapi juga banyak gas untuk bernafas, seperti Nitrogen 78%, Oksigen 21%, dan sisanya adalah 1% dari Hidrogen, Karbondioksida, Krypton, Argon, Xenon, Neon, Radon, dan Helium. Meskipun hanya 1% dari itu, peningkatan dari jumlah udara dapat berpengaruh buruk untuk kehidupan. Gas berbahaya yang dilepaskan di udara secara berangsur-angsur sampai di kegiatan manusia, dan itu disebut “Polusi Udara”.

Taukah kamu karbonmonoksida ? Itu adalah jenis molekul, terdiri dari karbon dan oksigen. Itu dibentuk ketika bahan bakar yang dibakar, terjadi pada mesin mobil. Karbonmonoksida adalah gas beracun. Itu dapat menghambat sel darah di tubuh manusia untuk pembagian oksigen.

Kita tahu, di setiap kota banyak mobil, pabrik yang membakar batu bara dan minyak tanah menghasilkan abu asap. Oleh karena itu, itu menyebabkan iritasi di mata dan paru-paru kita, dan itu juga dapat merusak banyak tanaman di lingkungan kita.

Banyak kota mengalami masalah ini, bagaimanapun itu belum ditemukan solusinya.

Untuk mengatasi masalah ini, pemerintah dan semua orang harus mendukung satu sama lainnya untuk menjaga lingkungan sebaik-baiknya dengan penanaman tumbuhan disisi jalan yang dilalui dan juga di depan rumah kita, penggunaan kedok gas ketika mengendarai motor atau berjalan di jalan yang sibuk.

Keismpulannya, saya sungguh berharap kita dapat berhati-hati di lingkungan kita dari polusi udara, untuk dapat mampu hidup di kondisi yang baik.

Wassalamulaikum Wr. Wb


Tugas Ke-2
Nama : Adityo Aryo. P
Npm : 12108172
Kelas : 3KA16
Mata Kuliah : Bahasa Indonesia 1
read more...

Wednesday, October 6, 2010

Pemrograman Java

1. Sebutkan komponen-komponen yang terdapat dalam Java Development Kit ?

- Kompilator (javac)
Berfungsi untuk kompilasi file source code : *.java menjadi *.class
Syntax umum : javac nama_file.java

- Interpreter (java)
Bertugas untuk menjalankan bytecode (*.class)
Syntax umum : java nama_file.class

- Applet Viewer
Digunakan untuk menjalanakan applet viewer, namun sekarang sudah digantikan browser.
Syntax umum : appletviewer nama_file.html

- Java Debugger
Bertugas untuk melakukan debugging aplikasi java. Syntax umum : jdb option

- Java Class File Diassembler (javap)
Bertugas membuat daftar method dan attribute public dari suatu kelas.
Syntax : javap namaKelas

- Java Header and Stub Generator
Bertugas menerjemahkan bahasa yang ditulis dalam bahasa Java menjadi bahasa pemrograman C.
Syntax umum : javah namaKelas

- Java Documentation Generator
Menampilkan pustaka kelas, interface, constructor, dan method standard yang telah dibuat vendor. Dari hasil instalasi JDK, dokumentasi ini dapat dilihat pada C:\java\docs\api\index.html dan Dari hasil instalasi Netbeans, dapat dilihat pada C:\Program Files\NetBeans3.6\doc\junit\index.html

- Source Code Java API
Source code ini dapat diperoleh dari file src.zip.

2. Apa yang dimaksud dengan token dan identifier ?

- Token adalah elemen terkecil di program yang masih memiliki arti. Ada 5 token dalam bahasa Java yaitu identifier, keyword, literal dan tipe data, operator, serta separator.

- Identifier adalah token yang merepresentasikan nama sesuatu. Sesuatu tersebut adalah variabel, atau konstanta, atau method, atau kelas, atau package atau interface.

3. Sebutkan kegunaan dari operator, separator, keyword break, dan keyword continue ?

- Operator melakukan komputasi terhadap satu/dua objek data. Operan yang dioperasikan dapat berupa literal, variabel, atau nilai yang dikirim method.

- Separator menginformasikan ke compiler java mengenai adanya kelompok kode program.

- Penggunaan keyword break, yaitu untuk keluar dari kendali percabangan switch, dan untuk keluar dari kendali perulangan.

- Penggunaan keyword continue untuk segera lompat ke perulangan berikutnya. Baris-baris program setelah keyword continue dalam blok perulangan saat itu berarti diabaikan.

4. Buatlah program yang menampilkan tulisan : "Belajar java memang mudah jika dilakukan dengan tekun"









Output :








5. Buatlah contoh program lain yang menggunakan keyword break dan keyword continue ?

Use Keyword break

Output :










Use keyword continue










Output :





























Nama :   Adityo Aryo. P
Npm   :   12108172
Kelas :   3KA16
read more...

Saturday, September 25, 2010

Ragam Bahasa, Bahasa Indonesia Dalam Komunikasi Ilmiah

Bahasa Indonesia Ragam Ilmiah

Dalam kehidupan sosial dan sehari-hari masyarakat Indonesia, baik secara lisan maupun tulisan, digunakan berbagai bahasa daerah termasuk dialeknya, bahasa Indonesia, dan/atau bahasa asing. Bahkan, dalam situasi tertentu, seperti dalam keluarga perkawinan campuran digunakan pula bahasa yang bersifat campuran, yaitu campuran antara bahasa Indonesia dan salah satu atau kedua bahasa ibu pasangan perkawinan campuran itu. Dalam situasi kebahasaan seperti itu, timbul berbagai ragam atau variasi bahasa sesuai dengan keperluannya, baik secara lisan maupun tulisan. Timbulnya ragam bahasa tersebut disebabkan oleh latar belakang sosial, budaya, pendidikan, dan bahasa para pemakainya itu.

Yang dimaksud dengan ragam atau variasi bahasa adalah bentuk atau wujud bahasa yang ditandai oleh ciri-ciri linguistik tertentu, seperti fonologi, morfologi, dan sintaksis. Di samping ditandai oleh cirri-ciri linguistik, timbulnya ragam bahasa juga ditandai oleh cirri-ciri nonlinguistic, misalnya, lokasi atau tempat penggunaannya, lingkungan sosial pemakaiannya, dan lingkungan keprofesian pemakai bahasa yang bersangkutan.

Pengertian ragam bahasa tulis
Ragam bahasa tulis adalah variasi bahasa yang digunakan melalui media tulisan, yang tidak terikat oleh ruang dan waktu, sehingga diperlukan kelengkapan struktur sampai pada sasaran secara visual (KBBI, 1989: 715). Ragam bahasa tulis ini dibangun oleh sistem tanda atau lambang ujaran. Dengan demikian, bahasa tulis tidak lebih daripada bentuk sekunder atau representasi grafis bahasa (Langacker, 1973: 59; Wilkins, 1976: 62).

Bahasa tulis tidak identik pada keseluruhannya dengan bahasa lisan terutama pada aspek bunyi. Bahasa lisan sangat kompleks, yang tidak mungkin terlambangkan sepenuhnya secara akurat. Beberapa ahli bahasa menyebut hal ini sebagai sisi lemah bahasa ragam ragam tulisan. Di sisi lain, bahasa ragam tulis memiliki kelebihan. Bahasa tulis relatif lebih cermat, tata bahasanya lebih terkontrol (Nafiah, 1981: 4) daripada bahasa lisan. Kemudahan pengontrolan itu karena dalam proses ekspresi dan produksinya bahasa tulis mengalami penyuntingan dan tidak digunakan secara spontan. Oleh karena itu, bahasa tulis relatif lebih stabil dan dapat menggambarkan kemampuan optimal pemakaian bahasa seseorang.

Jenis ragam bahasa
Dittmar (1978) dan Halim (1979) mengemukakan empat buah ragam bahasa yang menyangkut ragam tulisan dan lisan. Salah satu di antara keempat ragama bahasa itu adalah ragam fungsional. Yang dimaksud dengan ragam fungsional atau ragam professional adalah ragam bahasa yang dihubungkan dengan profesi, lembaga, lingkungan kerja, atau kegiatan tertentu lainnya. Dalam penggunaannya, bahasa ragam fungsional dihubungkan dengan tingkat keresmian, sehingga dalam kenyataannya antara lain menjelma sebagai bahasa teknis keprofesian, seperti bahasa yang digunakan dalam bidang keilmuan (ilmu sosial, ilmu alam, ilmu pendidikan, ilmu budaya, ilmu ekonomi, ilmu hukum, ilmu olah raga, ilmu teknik, dan lain-lain).

Seperti halnya dengan ragam-ragam bahasa yang lain, ragam bahasa fungsional dapat dikelompokkan menjadi ragam bahasa lisan dan ragam bahasa tulisan. Pada dasarnya kedua ragam itu terdiri atas ragam baku dan ragam tidak baku. Ragam baku menurut Halim (1981: 4) adalah ragam yang dilembagakan dan diakui oleh sebagian besar masyarakat pemakainya sebagai bahasa resmi dan sebagai kerangka rujukan norma bahasa dan penggunaannya.

Menurut Badudu (1992: 42), bahasa ragam baku atau standar ialah salah satu di antara beberapa dialek suatu bahasa yang dipilih dan ditetapkan sebagai bahasa resmi yang digunakan dalam semua keperluan resmi. Sehubungan dengan penggunaan bahasa Indonesia, ragam baku merupakan hasil pembakuan resmi yang norma dan kaidahnya dinyatakan secara tertulis dalam bentuk pedoman, misalnya: (1) Pedoman Pembentukan Istilah, (2) Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia yang Disempurnakan, (3) Kamus Besar Bahasa Indonesia, (4) Tata Bahasa Baku Bahasa Indonesia, dan (5) Glosarium (Matematika, Fisika, Kimia, Biologi, dan lain-lain).

Kaitannya dengan ragam bahasa lisan dan tulisan bahasa Indonesia, tidak jarang diduga orang bahwa keduanya memiliki kaidah yang sepenuhnya sama, padahal dalam kenyataannya tidaklah demikian. Ragam bahasa lisan terikat oleh ruang dan waktu, sehingga dalam penggunaannya dengan pertimbangan cirri-ciri nonlinguistiknya, kelengkapan ciri-ciri linguistiknya tidak dituntut sepenuhnya. Lain halnya dengan ragam bahasa tulis, -- ragam bahasa tulis baku tidak terikat oleh ruang dan waktu, sehingga dalam penggunaannya kelengkapan ciri-ciri linguistiknya dituntut sepenuhnya.

Ciri-ciri linguistik yang dituntut itu dalam bidang fonologi ragam lisan, misalnya, adanya variasi penggunaan fonem seperti pada kata-kata berikut:
fihak = pihak
ujud = wujud
faham = paham
fikir = pikir

Dalam ragam bahasa tulis, tampak dalam ejaannya, yaitu penggunaan huruf yang tetap tetapi mencerminkan variasi fonem, sehingga ejaan yang baku adalah pihak, wujud, paham, dan piker.

Penggunaan ragam bahasa ilmiah
Penggunaan bahasa dalam bidang ilmu pengetahuan mempunyai sifat pemakaian yang khas, yang spesifik, sehingga dapat dikatakan bahwa bahasa dalam bidang ilmu pengetahuan mempunyai ragam bahasa tersendiri yang berbeda dengan ragam-ragam bahasa yang lain. Sifat-sifat tersebut ada yang umum sebagai bahasa ilmiah, dan ada yang khusus berhubungan dengan pemakaian kosakata, istilah, serta bentuk-bentuk gramatika.

Sifat bahasa ragam ilmiah yang bersifat umum berhubungan dengan fungsi bahasa sebagai alat untuk menyampaikan informasi ilmiah pada peristiwa komunikasi yang terjadi antara penulis dan pembaca. Informasi yang disampaikan tentu dengan bahasa yang jelas, benar, efektif, sesuai, bebas dari sifat samar-samar, dan tidak bersifat taksa (ambigu). Hal ini penting sekali diperhatikan oleh penulis agar informasi ilmiah yang disampaikan dapat dipahami secara jelas, objektif, dan logis, sehingga dapat tercapai kesamaan pemahaman, persepsi, dan pandangan terhadap konsep-konsep keilmuan yang dimaksud oleh penulis dan pembaca.

Informasi dan konsep-konsep ilmiah yang disampaikan dalam bentuk karya tulis ilmiah, misalnya, laporan penelitian (studi), makalah, skripsi, tesis, dan disertasi adalah bersifat formal. Oleh karena itu, ragam bahasa yang digunakan dalam karya tulis ilmiah adalah ragam bahasa baku (standar).

Bahasa dalam percakapan sehari-hari (colloquial) serta percakapan lisan tidak tepat apabila digunakan untuk menyampaikan informasi dan konsep-konsep yang berkadar ilmiah. Demikian pula bahasa ragam sastra (puisi, prosa, dan drama) disusun sedemikian rupa, sehingga dapat menimbulkan berbagai efek emosional, imajinatif, estetik, dan artistic, yang dapat membangkitkan rasa haru baik bagi penulis maupun pembaca. Bahasa yang bersifat ilmiah tidak mempertimbangkan efek-efek perasaan yang timbul, seperti yang dipertimbangkan dalam bahasa ragam sastra (Oka, 1971: 14).

Sifat bahasa ragam ilmiah yang khusus/spesifik tampak pada pemilihan dan pemakaian kata serta bentuk-bentuk gramatika terutama dalam tataran sintaksis. Kata-kata yang digunakan dalam bahasa ilmiah bersifat denotative. Artinya, setiap kata hanya mempunyai satu makna yang paling sesuai dengan konsep keilmuan tersebut atau fakta yang disampaikan. Demikian pula kalimat-kalimat yang digunakan dalam bahasa ragam ilmiah bersifat logis. Hubungan antara bagian-bagian kalimat dalam kalimat tunggal atau hubungan antara klausa-klausa dalam kalimat majemuk (kompleks) mengikuti pola-pola bentuk hubungan logis.

Bahasa Indonesia dalam Komunikasi Ilmiah
Para ilmuwan, khususnya yang berasosiasi dengan lingkungan kampus (perguruan tinggi) merupakan masyarakat wacana ilmiah. Salah satu yang membedakan mereka dari masyarakat lain ialah penguasaan bahasa ragam ilmiah. Dapat dinyatakan bahwa bahasa komunikasi ilmiah adalah dialek sosial mereka. Tanpa penguasaan bahasa komunikasi ilmiah, sang ilmuwan tampak jinak dan kurang vokal (Alwasilah, 1993: 41).

Hakikat bahasa komunikasi ilmiah sekurang-kurangnya didukung oleh tiga variabel: (1) kemampuan berpikir kritis (critical thinking), (2) penguasaan bahasa, dan (3) pengetahuan umum yang luas. Penguasaan pengetahuan umum tampaknya lebih mudah dikejar. Tinggal ia membaca buku, jurnal, majalah, surat kabar, dan akses melalui internet.

Sebaliknya, kemampuan berpikir kritis, berdebat, beradu argumentasi dalam bahasa komunikasi ilmiah tampaknya agak sulit ditanamkan kepada kalangan masyarakat akademik. Masalahnya, paling tidak ada tiga hambatan cultural yang masih menghantui kalangan masyarakat akademik kita. Ketiga hambatan itu harus didobrak dan segera dilakukan transformasi, yaitu: (1) warisan cultural-edukasional, (2) kompetensi dan performansi linguistik, dan (3) masalah psikologis. Untuk memerangi ketiga hambatan tersebut perlu dilakukan upaya pembenahan pendidikan yang serius dan membutuhkan waktu yang panjang dan lama. Pembenahan pendidikan bukan saja secara formal pada jenjang pendidikan dasar sampai universitas (perguruan tinggi), tetapi harus dimulai sejak dini, yakni pendidikan dalam keluarga (informal), dan pendidikan dalam masyarakat (nonformal).

Bahasa Indonesia, sebagai bidang ilmu yang diajarkan sejak pendidikan dasar sampai perguruan tinggi, berfungsi sebagai sarana komunikasi ilmiah, sarana penalaran, dan berpikir kritis para peserta didik. Oleh karena itu, dalam pertumbuhan dan perkembangannya, bahasa Indonesia saling bersinergi dengan perkembangan budaya, ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni, yang secara otomatis akan memperoleh dampak pertumbuhan dan perkembangan pengetahuan dan teknologi-informasi maju.

Hal itu merupakan kondisi yang memungkinkan bahasa Indonesia memperkaya konsep-konsep keilmuan baru yang belum terdapat dalam khasanah bahasa Indonesia. Dengan demikian, semua produk budaya dan teknologi akan tumbuh dan berkembang pula sesuai dengan pertumbuhan dan perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni (ipteks), termasuk bahasa dan sastra Indonesia. Dalam hal ini bahasa Indonesia sekaligus berperan sebagai sarana berpikir kritis dan sarana pendukung pertumbuhan dan perkembangan ipteks (Sunaryo, 1993). Tanpa adanya bahasa, termasuk bahasa Indonesia dengan fungsi-fungsi tersebut, ipteks tidak akan tumbuh dan berkembang.

Di samping berfungsi sebagai alat komunikasi ilmiah, bahasa Indonesia juga bersifat terbuka (transparan). Adanya sifat keterbukaan bahasa Indonesia memungkinkan dirinya menjadi bahasa yang modern, bahasa yang fleksibel, sesuai dengan pertumbuhan dan perkembangan ipteks. Dampak keterbukaan itu tampak pada pertumbuhan dan perkembangan jumlah kosakata, istilah, dan konsep-konsep keilmuan baru dalam khasanah bahasa Indonesia.
read more...

Peranan dan Fungsi Bahasa Indonesia

A. Pengertian bahasa

Secara umum bahasa didefinisikan sebagai lambang. Bahasa adalah alat komunikasi yang berupa system lambang bunyi yang dihasilkan alat ucap manusia.

Sebagaimana kita ketahui, bahasa terdiri atas kata-kata atau kumpulan kata. Masing-masing mempunyaimakna, yaitu, hubungan abstrak antara kata sebagai lambang dengan objek atau konsep yang diwakiliKumpulan kata atau kosakata itu oleh ahli bahasa disusun secara alfabetis, atau menurut urutan abjad,disertai penjelasan artinya dan kemudian dibukukan menjadi sebuah kamus atau leksikon.

Pada waktu kita berbicara atau menulis, kata-kata yang kita ucapkan atau kita tulis tidak tersusun begitusaja, melainkan mengikuti aturan yang ada. Untuk mengungkapkan gagasan, pikiran atau perasaan, kitaharus memilih kata-kata yang tepat dan menyusun kata-kata itu sesuai dengan aturan bahasa. Seperangkataturan yang mendasari pemakaian bahasa, atau yang kita gunakan sebagai pedoman berbahasa inilah yangdisebut tata bahasa.

Pada bab berikutnya, sehubungan dengan tata bahasa akan kita bicarakan secara terperincif onol ogi, morfologi, sintaksis, semantikdan etimologi. Fonologi ialah bagian tata bahasa yang membahas atau mempelajari bunyi bahasa. Morfologi mempelajari proses pembentukan kata secara gramatikal besertaunsur-unsur dan bentuk-bentuk kata. Sintaksis membicarakan komponen-komponen kalimat dan prosespembentukannya. Bidang ilmu bahasa yang secara khusus menganalisis arti atau makna kata ialah semantik, sedang yang membahas asal-usul bentuk kata adalah etimologi,

B. Fungsi bahasa

Fungsi utama bahasa, seperti disebutkan di atas, adalah sebagai alat komunikasi, atau sarana untuk menyampaikan informasi (fungsi informatif).

Tetapi, bahasa pada dasarnya lebih dari sekadar alat untuk menyampaikan informasi, atau mengutarakan pikiran, perasaan, atau gagasan, karena bahasa juga berfungsi:

a.untuk tujuan praktis: mengadakan hubungan dalam pergaulan sehari-hari.
b.untuk tujuan artistik: manusia mengolah dan menggunakan bahasa dengan seindah-indahnya guna pemuasan rasa estetis manusia.
c.sebagai kunci mempelajari pengetahuan-pengetahuan lain, di luar pengetahuan kebahasaan.
d.untuk mempelajari naskah-naskah tua guna menyelidiki latar belakang sejarah manusia, selama
kebudayaan dan adat-istiadat, serta perkembangan bahasa itu sendiri (tujuan filologis).

Dikatakan oleh para ahli budaya, bahwa bahasalah yang memungkinkan kita membentuk diri sebagaimakhluk bernalar, berbudaya, dan berperadaban. Dengan bahasa, kita membina hubungan dan kerja sama,mengadakan transaksi, dan melaksanakan kegiatan sosial dengan bidang dan peran kita masing-masing.Dengan bahasa kita mewarisi kekayaan masa lampau, menghadapi hari ini, dan merencanakan masa depan.

Jika dikatakan bahwa setiap orang membutuhkan informasi itu benar. Kita ambil contoh, misalnya,mahasiswa. Ia membutuhkan informasi yang berkaitan dengan bidang studinya agar lulus dalam setiapujian dan sukses meraih gelar atau tujuan yang diinginkan. Seorang dokter juga sama. Ia memerlukaninformasi tentang kondisi fisik dan psikis pasiennya agar dapat menyembuhkannya dengan segera.Contoh lain, seorang manager yang mengoperasikan, mengontrol, atau mengawasi perusahaan tanpainformasi tidak mungkin dapat mengambil keputusan atau menentukan kebijakan. Karena setiap orang membutuhkan informasi, komunikasi sebagai proses tukar-menukar informasi, dengan sendirinya bahasa juga mutlak menjadi kebutuhan setiap orang.

C. Kedudukan dan fungsi bahasa Indonesia

Sebagaimana kita ketahui dari uraian di atas, bahwa sesuai dengan ikrar Sumpah Pemuda tanggal 28Oktober 1928, bahasa Indonesia diangkat sebagai bahasa nasional, dan sesuai dengan bunyi UUD 45, BabXV, Pasal 36 Indonesia juga dinyatakan sebagai bahasa negara. Hal ini berarti bahwa bahasa Indonesiamempunyai kedudukan baik sebagai bahasa nasional dan bahasa negara.

Yang dimaksud dengan kedudukan bahasa ialah status relatif bahasa sebagai sistem lambang nilai budaya,yang dirumuskan atas dasar nilai sosialnya Sedang fungsi bahasa adalah nilai pemakaian bahasa tersebutdi dalam kedudukan yang diberikan.

1. Bahasa Nasional
Sehubungan dengan kedudukannya sebagai bahasa nasional, bahasa Indonesia memiliki empat fungsi.
Keempat fungsi tersebut ialah sebagai:
1.lambang identitas nasional,
2.lambang kebanggaan nasional,
3.alat pemersatu berbagai masyarakat yang mempunyai latar belakang sosial budaya dan bahasa
yang berbeda-beda, dan
4.alat perhubungan antarbudaya dan daerah.

2. Bahasa Negara
Berkaitan dengan statusnya sebagai bahasa negara, bahasa Indonesia berfungsi sebagai:
1.bahasa resmi negara,
2.bahasa pengantar resmi di lembaga-lembaga pendidikan,
3.bahasa resmi dalam perhubungan tingkat nasional untuk kepentingan perencanaan dan
pelaksanaan pembangunan serta pemerintahan, dan
4.bahasa resmi di dalam pengembangan kebudayaan dan pemanfaatan ilmu pengetahuan serta
teknologi.

D. Bahasa Indonesia baku

Bahasa Indonesia yang baku ialah bahasa Indonesia yang digunakan orang-orang terdidik dan yangdipakai sebagai tolak bandingan penggunaan bahasa yang dianggap benar. Ragam bahasa Indonesia yangbaku ini biasanya ditandai oleh adanya sifat kemantapan dinamis dan ciri kecendekiaan. Yang dimaksuddengan kemantapan dinamis ini ialah bahwa bahasa tersebut selalu mengikuti kaidah atau aturan yangtetap dan mantap namun terbuka untuk menerima perubahan yang bersistem. Ciri kecendekiaan bahasa baku dapat dilihat dari kemampuannya dalam mengungkapkan proses pemikiran yang rumit di berbagai bidang kehidupan dan ilmu pengetahuan. Bahasa Indonesia baku dipakai dalam:

1.komunikasi resmi, seperti dalam surat-menyurat resmi, peraturan pengumuman instansi resmi
atau undang-undang;
2.tulisan ilmiah, seperti laporan penelitian, makalah, skripsi, disertasi dan buku-buku ilmu
pengetahuan;
3.pembicaraan di muka umum, seperti dalam khotbah, ceramah, kuliah pidato; dan
4.pembicaraan dengan orang yang dihormati atau yang belum dikenal.


E. Peranan dan Fungsi Bahasa Indonesia dalam Konteks Ilmiah

Bahasa Indonesia mempunyai kedudukan yang sangat penting, antara lain, bersumber pada ikrar ketiga Sumpah Pemuda 1928 yang berbunyi: Kami putra dan putri Indonesia menjunjung bahasa persatuan, bahasa Indonesia. Ini berarti bahwa bahasa Indonesia sebagai bahasa nasional, kedudukannya berada di atas bahasa-bahasa daerah. Selain itu, di dalam Undang-Undang Dasar 1945 tercantum pasal khusus (Bab XV, Pasal 36) mengenai kedudukan bahasa Indonesia yang menyatakan bahwa bahasa negara ialah bahasa Indonesia. Dengan demikian ada dua macam kedudukan bahasa Indonesia. Pertama, bahasa Indonesia berkedudukan sebagai bahasa nasional, sesuai dengan Sumpah Pemuda 1928, dan kedua bahasa Indonesia berkedudukan sebagai bahasa negara, sesuai dengan Undang-Undang Dasar 1945.

Dalam tulisan ilmiah, bahasa sering diartikan sebagai tulisan yang mengungkapkan buah pikiran sebagai hasil dari pengamatan, tinjauan, penelitian yang seksama dalam bidang ilmu pengetahuan tertentu, menurut metode tertentu, dengan sistematika penulisan tertentu, serta isi, fakta, dan kebenarannya dapat dibuktikan dan dapat dipertanggungjawabkan. Bentuk-bentuk karangan ilmiah identik dengan jenis karangan ilmiah, yaitu makalah, laporan praktik kerja, kertas kerja, skripsi, tesis, dan disertasi.

Dalam penulisan ilmiah, bahasa merupakan hal yang terpenting. Untuk itu kita harus sebaik mungkin menggunakannya. Antara lain :

• Dalam hal penggunaan ejaan. Ejaan ialah penggambaran bunyi bahasa dalam kaidah tulismenulis yang distandarisasikan; yang meliputi pemakaian huruf, penulisan huruf, penulisan kata, penulisan unsur serapan, dan pemakaian tanda baca.
• Dalam hal penulisan kata. Baik kata dasar, kata turunan, bentuk ulang, kata ganti, kata depan, kata sandang, maupun gabungan kata.
• Dalam penggunaan partikel lah, kah, tah, pun. Partikel lah, kah, tah ditulis serangkai dengan kata yang mendahuluinya. Contoh: Pergilah sekarang! Sedangkan partikel pun ditulis terpisah dari kata yang mendahuluinya. Contoh: Jika engkau pergi, aku pun akan pergi. Kata-kata yang sudah dianggap padu ditulis serangkai, seperti andaipun, ataupun, bagaimanapun, kalaupun, walaupun, meskipun, sekalipun.
• Dalam hal pemakaian Ragam Bahasa. Berdasarkan pemakaiannya, bahasa memiliki bermacam-macam ragam sesuai dengan fungsi, kedudukan, serta lingkungannya. Ragam bahasa pada pokoknya terdiri atas ragam lisan dan ragam tulis. Ragam lisan terdiri atas ragam lisan baku dan ragam lisan takbaku; ragam tulis terdiri atas ragam tulis baku dan ragam tulis takbaku.
• Dalam penulisan Singkatan dan Akronim.Singkatan nama orang, nama gelar, sapaan jabatan atau pangkat diikuti tanda titik. Contoh: Muh. Yamin, S.H. (Sarjana Hukum ). Singkatan yang terdiri atas tiga huruf atau lebih diikuti satu tanda titik. Contoh: dll. hlm. sda. Yth. Singkatan nama resmi lembaga pemerintah dan ketatanegaraan, badan atau organisasi, serta dokumen resmi yang terdiri atas huruf awal setiap kata ditulis dengan huruf kapital dan tidak diikuti tanda titik. Contoh: DPR GBHN KTP PT. Akronim nama diri yang berupa gabungan huruf awal dari deret kata ditulis seluruhnya dengan huruf kapital. Contoh: ABRI LAN IKIP SIM. Akronim nama diri yang berupa gabungan suku kata atau gabungan huruf dan suku kata dari deret kata ditulis dengan huruf awal huruf kapital. Contoh: Akabri Bappenas Iwapi Kowani.
• Dalam penulisan Angka dan Lambang Bilangan. Penulisan kata bilangan tingkat dapat dilakukan dengan cara berikut. Contoh: Abad XX dikenal sebagai abad teknologi. Lambang bilangan yang dapat dinyatakan dengan satu atau dua
kata ditulis dengan huruf, kecuali jika beberapa lambang dipakai berturut-turut. Contoh: Ada sekitar lima puluh calon mahasiswa yang tidak diterima diperguruan tinggi itu.
• Dalam pemakaian tanda baca. Pemakaian tanda titik (.), tanda koma (,), tanda titik dua (:), tanda titik koma (,), tanda hubung, (-) tanda pisah (_), tanda petik ("), tanda garis miring, (/) dan tanda penyingkat atau aprostop (').
• Dalam pemakaian imbuhan, awalan, dan akhiran.

Dalam penulisan ilmiah, selain harus memperhatikan faktor kebahasaan, kita pun harus mempertimbangkan berbagai faktor di luar kebahasaan. Faktor tersebut sangat berpengaruh pada penggunaan kata karena kata merupakan tempat menampung ide. Dalam kaitan ini, kita harus memperhatikan ketepatan kata yang mengandung gagasan atau ide yang kita sampaikan, kemudian kesesuaian kata dengan situasi bicara dan kondisi pendengar atau pembaca.
read more...